DAUN BOMBAY
Alkisah di suatu Desa hiduplah keluarga yang sangat aneh. Pada suatu hari yang cerah, terdengar suara keributan dirumah keluarga tersebut.
Ibu tiri : ( sambil berteriak memanggil kedua anaknya ) Sirih…! Kemangi …! Tolong …!
Kemangi : ada apa ibu ( sambil menghampiri ibunya )
Ibu tiri : kalung ibu hilang ( sambil kebingungan sendiri ) !
Sirih : kalung yang mana bu ( sambil bentanya dengan muka tegang ) ?
Ibu tiri : itu lho, kalung mahal Ibu yang baru Ibu beli kemarin !
Kemangi : aduh bu … ! aku tadi melihat Bombay keluar dari kamar Ibu ! pasti dia yang mencuri kalung ibu itu ?!
Sirih : ( sambil menyakinkan ibunya ) iya bu, sirih yakin dia yang mengambil kalung Ibu, kalau bukan dia siapa lagi …
Ibu tiri : ( dengan muka marah ) apa …!!! Ternyata kamu Bombay awas saja kamu…! Bombay sini kamu ( sambil berteriak-teriak ).
Bombay : ( dengan muka tidak tahu menahu ) ada apa Bu memanggil saya, saya sedang sibuk Bu membersihkan pakaian kotor. Knpa ibu marah-marah ?
Ibu tiri : alah jangan banyak Tanya kamu Bombay, kamukan yang telah mengambil kalung Ibu ?
Bombay : buka saya Bu yang mengambil kalung Ibu, Ibu jangan asal tuduh dong ! apalagi dirumah ii bukan saya saja …
Sirih : ( sambil berteriak ) alah, jangan banyak bicara kamu Bombay, sudah ngaku saja kamu, bahwa kamu yang telah mencuri kalung ibu !
Bombay : ( dengan muka tidak bersalah ) bukan saya bu pencurinya, kalau ibu tidak percaya, ibu oleh periksa kamar saya ...
Kemangi : ( memaksa Ibunya ) periksa saja bu, pasti ada di kamarnya itu kalung ibu …
Ibu tiri : baiklah kita periksa …
Sirih : let’s go ( dengan muka licik ) !
Sirih : bu, ayo kita masuk …
Ibu tiri : ayo, ( menanggil kedua anaknya ) Sirih, kemangi bantu Ibu mencari kalung Ibu ..
Sirih : baik bu …
Kemangi : ( sambil berteriak ) bu, cepat kesini, aku menemukannya …
Ibu tiri : terimakasih Kemangi . ( dengan muka memerah ) ternya kamu pencurinya Bombay, terima akibatnya kamu Bombay telah membohongi saya …
Bombay : bukan saya bu yang mencuri kalung ibu ..
Ibu tiri : terima ini ( memukul Bombay dengan rotan ).
Saat ibu tiri ingin memukul Bombay, terdengar bunyi lonceng, Ibu pun tidak jadi memukul Bombay dan langsung pergi kedepan pintu untuk membuka pintu.
Ibu tiri : bunyi apa itu, bel berbunyi ( berjalan menuju pintu sambil mengomel ) awas kau Bombay tunggu saja hukumanmu nanti,. ( mebuka pintu ). ( terkejut ) Eh, tuan, silahkan masuk ?
Ajudan : tidak terimakasih, ( memberikan sesuatu ) saya hanya ingin memberikan undangan ini .
Ibu tiri : ( sambil mengambil undangan dari tangan ajudan ) terimakasih tuan …
Ajudan : ia, samasama. Saya permisi dulu, saya ingin meneruskan perjalanan saya.
Ibu tiri : ia, tuan hati-hati dijalan. ( menuju ruang tamu sambil membuka surat ), ( terkejut ) udangan pesta kerajaan…! ( memnaggil kedua anaknya ) Sirih, Kemangi cepat kemari, Ibu ada berita penting …
Sirih : ( dengan muka kebingungan ) ada apa bu ?
Ibu tiri : ( dengan muka gembira ) kita semua apan pergi kepesta dansa kerajaan malam ini…
Kemangi : ( dengan muka gembira ) benarkah itu Bu, hore. Ayo siri kita siap-siap .
Sirih : oke !
Malam hari sudah menunjukan pukul 15.00 malam. Ibu tiri dan kedua anaknya bersiap-siap akan pergi kepesta dansa.
Ibu tiri : ayo anak-anak kita berangkat ! dan kamu Bombay kamu tidak usah ikut, kamu tetap dirumah saja dan jangan kemana-mana.
Bombay : baik bu ( sambil mengepel lantai ) !
Sirih : dah Bombay jaga rumah ya ( sambil mengetawakan )
Sesudah Ibu dan Kakak-kakak tirinya pergi, tiba-tiba muncul sinar terang dan ternyata yang keluar adalah seorang peri yang cantik.
Bombay : siapa itu ( terkejut ) ?
Peri : aku datang kemari karna kasihan melihat kamu sedih, oh ia, Bombay kenapa kamu tidak pergi kepesta dansa ( Tanya peri ) ?
Bombay : saya tidak diizinkan ikut oleh Ibu tiri saya dan saya juga tidak mempunyai sepatu, gaun pesta yang indah dan bagus ( dengan muka sedih ).
Peri : hahahaha, itu sih masalah gampang, aku akan membantumu. Sekarang tutuplah kedua matamu ( perintah peri ) !
Bombay : baiklah peri !
Sesudah Bombay menutup kedua matanya tiba-tiba cling.
Peri : Bombay, bukalah kedua matamu ( sambil tersenyum ) dan lihatlah dirimu di cermin.
Bombay : baiklah peri ( sambil mendekati cermin ). Waw, ( terkejut ) terimakasih peri. ( dengan muka bingung ) tapi dengan apa aku kesana ( menanyakan ke peri ) ?
Peri : hahahaha, itu sih gampang, coba ambil sebiji semangka yang ada di kebun dan berikan kepadaku.
Bombay : baik peri.
Bombay pun keluar dan mengambil sebiji semangka yang paling kecil dan langsung memberikannya ke peri. Peri pun langsung menggunakan tongkatnya dan cling buah semangka pun berubah menjadi beca kencana yang sangat mewah.
Bombay : waw, terimakasih peri ( tersenyum kepada peri ) becak ini sangat indah dan mewah.
Peri : sama-sama Bombay, tetapi semua ini akan berubah seperti semula apabila waktu sudah menunjukan pukul 12.00 malam. Sebelum jam 12.00 malam kau Bombay sudah harus meninggalkan istana.
Bombay : baik peri.
Bombay pun segera pergi ke istana. Sesampainya di istana semua mata hanya tertuju pada Bombay
Baginda raja : anakku apakah disini ada seorang gadis yang cocok untukmu yang akan menjadi calon istrimu ( Tanya raja pada pangeran )
Pangeran : sepertinya ada ayah ( pandangan tertuju pada Bombay )
Setelah melihat Bombay yang abru masuk pintu, pangeran pun langsung mengajak Bombay untuk berdansa.
Pangeran : maukah kamu berdansa dengan saya ( Tanya pangeran ) ?
Bombay : tentu saja.
Semua mata hanya tertuju pada Bombay dan pangeran yang sedang berdansa. Tak teraja waktu sudah bejalan hiingga pukul 10.00 malam, dan ting tong ting tong jam pun berbunyi.
Bombay : ( terkejut ) oh tidak maaf pangeran saya harus segera pergi ( sambil berlari menuju becak kencana ).
Pangeran : tunggu dulu ( sambil mengejar-ngejar Bombay ) aku tidak tau siapa nama mu.
Karna tergesa-gesa Bombay pun tidak sengaja menjatuhkan sepatunya dan langsung naik kedalam beca dan langsung pulang. Sesampainya dirumah semua hal indah itu mengilang terkecuali sepatunya. Bombay menaruh sepatunya itu di atas kotak di dekat perapian kamarnya. Tak lama setelah Bombay menyimpan sepatunya, ibu dan kakak-kakak tirinya sampai dirumah sambil marah-marah.
Ibu tiri : siap sih gadis yang berdansa dengan pangeran itu ( sambil cemberut )
Sirih : bu, bukankah muka gadis itu mirip sekali dengan Bombay ( menayakan kepada ibunya ) ?
Ibu tiri : ( membatah ) alah, mana mungkin itu Bombay. Tidak mungkin Bombay memiki gaun semewah dan sebagus itu, lagi pula Bombay dirumah saja.
Kemangi : betul itu Bu.
Ibu tiri dan kedua anaknya setelah berbincang-bincang langsung pergi istirahat. Keesokan harinya datanglah ajudan raja kerumah dau Bombay sambil membawa sepatu Bombay yant terjatuh itu. Ting tong ting tong bel pun berbunyi.
Ibu tiri : Bombay cepat buka pintu.
Bombay : baik Bu ( mendekati pintu ).
Ibu tiri : siapa Bombay yang datang itu ( bertanya kepada Bomnay ) ?
Bombay : anu bu, anu …
Ibu tiri : anu, anu betul betul kamu mengatakannya Bombay, siapa sih yang datang ?
Bombay : itu Bu, ada ajudan raja dan pangeran bu.
Ibu tiri : ( terkejut ) apa, betulkah itu, ( berteriak memanggil kedua anaknya ) Bombay, Sirih cepat berdandan ada pangeran dirumah kita.
Sirih : baik Bu.
Setelah selesai berdandan Ibu tiri dan kedua anaknya langsung pergi menghampiri panegran yang sedang menuggu.
Ibu tiri : eh pangeran, silahkan masuk. Oh ia, ada apa pangeran pagi-pagi bertamu dirumah saya ( menayakan kepada pangeran ) ?
Pageran : terimakasih Bu, begini Bu, maksud kedatangan saya kemari adalah ingin mencocokkan sepatu ini ( sambil memperlihatkan sepatu ) kepada putri-putri ibu.
Ibu tiri : oh, hahaha, ternyata anda tidak salah temapt pangeran. Kamari Sirih, Kemangi ayo kalian coba sepatu ini. Sirih kamu duluan mencoba.
Sirh : baik bu ( sambil mencoba sepatu ), aduh bu sakit, ternyata sepatu ini kekecilan.
Kemangi : ( mengambil sepatu dan langsung memakainya ) sini biar aku coba, waduh tidak muat.
Pangeran : ( betanya kepada Ibu tiri ) apakah dirumah ini ada gadis lain selain kedua putri Ibu ini ?
Ibu tiri : ada, tapi dia hanya pembantu.
Pangeran : bisakah Ibu menaggilkan dia untuk saya ?
Ibu tiri : baiklah kalau itu mau pangeran. Bombay, Bombay cepat kemari .
Bombay : ada apa bu ( mendekati Ibu tiri ) ?
Pangeran : maukah kamu mencoba sepatu ini ( sahut pangeran kepada Bombay ) ?
Bombay : baiklah ( sambil memakai sepatu ).
Ternta sepatu itu pas dekali dengan kakinya Bombay, orng-orang yang ada disana semuanya terkejut melihat peristiwa tersebut.
Ibu tiri : ( terkejut ) tidak mungkin Bombay, lagi pula dia tidak memiliki pasangan sepatu itu.
Bombay : tidak Bu, saya memiliki pasangan sepatu ini ( sambil mengambil pasangan sepatu tersebut ).
Setelah Bombay menunjukan pasangan sepatu tersebut, Bombay pun langsung memakai sepatu itu dan tiba-tiba Bombay pun berubah menjadi gadis yang sangat cantik mengenakan gaun yang sagat indah dan mewah.
Pangeran : ternyata gadis itu adalah kamu ( terkejut ).
Bombay : maafkan saya pangeran , saya meninggalkan pangeran tanpa memberitahu siapa saya.
Pangeran : tak apa Bombay, yang peting aku sudah bisa bertemu denganMu lagi. ( sambil medatap Bombay dan memegang kedua tangan Bombay ) bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu Bombay /
Bombay : tentu saja boleh pangeran.
Pangeran : apakah kamu bersedia menikah denganku ?
Bombay : ( tersenyum bahagia ) tentu saja pangeran, saya bersedia.
Setelah mendengar jawaban dari Bombay, pangeran pun langsung membawa Bombay pergi keistana. Taklama setelah itu terjadi subuah pernikahan yang sangat mewah yaitu pernikahan Bombay dengan pangeran. Akhirnya Bombay hidup bahagia bersama pangeran. Sedangakn Ibu tiri dan kedua anaknya hidup dalam penderitaan.
0 komentar:
Posting Komentar